Kronologi ide
Awalnya penulis menemukan tokoh ini dari ide seorang
mahasiswa yang sedang melanjutkan kuliah S2-nya di jurusan sastra Universitas
Indonesia Jakarta. Ia berdiskusi dan shering pengetahuan dengan penulis ketika
membahas tentang seorang tokoh perdamaian dunia yang namanya sangat kesohor
dari India, Mahatma Gandhi.
Setelah membahas banyak tokoh tersebut, ia
memperkenalkan penulis dengan tokoh yang bernama Leo Tolstoy, seorang filsuf
dan sastrawan dari Rusia. Menurutnya, Mahatma Gandhi yang namanya dikenal
seluruh dunia dan yang puji di India terinspirasi dari seorang tokoh Rusia
tersebut.
Kesempatan kali ini, penulis tidak akan membahas
para tokoh terkenal pelopor perdamaian dunia seperti Nelson Mandela, ibu
Theressa, Mahatma Gandhi, dan tokoh terkenal lainnya yang telah banyak kita
ketahui. Tulisan ini akan sedikit membahas tentang kronologi hidup Leo Tolstoy
yang sedikit orang tahu tentangnya.
Dari tulisan ini kita bisa mengambil pelajaran.
bahwa kita tidak hanya dapat mengambil pelajaran dari perjuangan para tokoh
perdamaian dunia, namun kita juga dapat mengambil pelajaran dari orang-orang
yang ada dibalik para tokoh perdamaian itu. Orang yang menjadi inspirator.
Perkenalan
Leo Tolstoy (1826-1910) lahir di Yasnaya, kota Tula,
Rusia. Nama lengkapnya Lyev Nikolayevich Tolstoy.
Ia berasal dari keluarga kaya. Ketika berumur 9 tahun, kedua orang tuanya
meninggal dunia lalu dia diasuh dan dibesarkan oleh bibinya. Walaupun berasal
dari keluarga ningrat, ia tidak sombong dan angkuh. ia dikenal sebagai seorang
filsuf moral dan reformator sosial yang dimana pada saat itu terjadi tekanan
revolusi sosial. Orang kaya dari kelompok kaum berjouis/ningrat hidup dalam
kemewahan dan keegoisannya. Sementara kaum buruh, petani dan lainnya semakin
melarat dalam kesengsaraan.
Tolstoy memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, dan
hal itu dibuktikan dengan rela hidup ditengah kaum petani yang melarat. Bahkan
ia pernah membebaskan budak ketika system perbudakan masih berlaku di Rusia.
Pada tahun 1862 di awal penikahannya, ia menulis
novel The Cossacks dan War and Peace (1862-1869) yang menjadi
maha karyanya. Sebuah novel sejarah (tebal lebih dari 1500 halaman dan memuat
580 karakter nyata dan fiksi) yang menggambarkan kejadian pada masa
pemerintahan Napoleon Bonaparte dan Kekaisaran Rusia. Dan masih banyak
karya-karyanya yang menggambarkan kehidupan masa itu.
pada usia 50 tahun, Tolstoy yang sejak muda banyak
digumul tentang pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan masyarakat di sekitarnya,
akhirnya ia menemukan jawaban dalam ajaran Kristen. Dalam dogma Kristen ia
melihat ajaran kasih yang kemudia ia pegang taguh setelah melihat dan merasakan
sendiri kekejaman perang. Tolstoy memiliki pandangan sendiri yang berbeda
dengan lainnya saat itu, mengenai kekristenan. Ia percaya jika orang Kristen
harus bisa melihat ke dalam hati dan dirinya sendiri untuk menemukan
kebahagiaan, tidak hanya bergantung pada gereja atau penguasa (pandangan
“kerajaan Allah ada di dalammu”).
Di masa tuanya, tepat di usia 83 tahun (1910) ia
terpaksa pergi dari tempat tinggalnya. Hal itu disebabkan karena ketidak
harmonisan dalam rumah tangganya (istri dan 12 anaknya, kecuali si bungsu
Alexandra) yang tidak sepaham tentang pola hidup yang ia anut, yakni tidak
memprioritaskan materi. Ia pergi dari rumahnya dengan naik kereta, namun tanpa
tujuan yang jelas. Saat di perjalanan tepatnya di stasiun Astapovo, ia
meninggal dunia karena kedinginan.
Kematian Tolstoy membuat duka banyak para petani
kala itu. Pada waktu pemakamannya, ribuan petani memadati jalan berbondong
mengantarnya ke petilasan. Dari saat
kematiannya, pengikut Tolstoy terus berkembang di Rusia kala itu bahkan sampai
ke luar negeri. Kota kelahirannya sampai saat ini banyak di ziarahi. Pemikiran
serta ide-idenya memiliki pengaruh besar, bahkan pemerintah komunis pada zaman
Uni Soviet tetap membiarkan aktivitas pengikutnya, walaupun masa itu gereja
Rusia tetap memusuhinya.
Pemikiran Tolstoy tentang perjungan anti kekerasan,
melawan penindasan benyak mempengaruhi tokoh-tokoh yang menjadi pelopor
perdamaian dunia seperti Mahatma Ghandi (yang memang memiliki hubungan guru dan
murid dengannya) dan sang reformer protestan Martin Luther King serta tokoh
berpengaruh lainnya.
"Muhammad has always been standing higher than the Cristianity. He does not consider God as a human being and never makes himself equal to God. Muslims worship nothing except God and Muhammad is his messenger. There is not any mystery and secret in it" (Leo Tolstoy).
Tak disangka bahwa ia mengakui kebenaran muhammad sebagai Nabi dan memujinya beliau dengan kalimat yang dikutip oleh pernulis di atas.
"Muhammad has always been standing higher than the Cristianity. He does not consider God as a human being and never makes himself equal to God. Muslims worship nothing except God and Muhammad is his messenger. There is not any mystery and secret in it" (Leo Tolstoy).
Tak disangka bahwa ia mengakui kebenaran muhammad sebagai Nabi dan memujinya beliau dengan kalimat yang dikutip oleh pernulis di atas.
Penutup
Dari tulisan di atas yang sedikit menceritakan
kiprah Leo Tolstoy terhadap kondisi masyarakat yang mendapat berbagai tekanan
dan problem saat itu, dapat kita simpulkan bahwa kiprah perjuangan Tolstoy
dalam meresolusi konflik dengan lewat tulisan-tulisan yang berbentuk novel
khususnya mahakarya War dan Peace.
Sehingga masyarakat saat itu dan setelahnya terinisiasi untuk menolak perang
dan menghendaki kedamaian. Tak hanya itu, karyanya pun menjadi inspirator bagi
para tokoh pelopor perdamaian dunia.
Tak hanya dapat kita simpulkan, kita juga dapat
mengambil pelajaran dari kiprah sang tokoh legendaries ini bahwa, jika kita
seorang diri tak mampu menjadi pelopor perdamaian seperti Nelson Mandela,
Mahatma Gandhi dan tokoh lainnya. Maka kita harus mampu menggerakkan masyarakat
untuk mencintai kedamaian lewat tulisan kita. Seperti yang dilakukan Tolstoy.
Sekian dari penulis, mohon maaf jika banyak
terdapat kesalahan baik dari segi isi dan sumber data maupun dari segi
penulisan.
Comments
Post a Comment
Terimakasih atas saran dan kritiknya