Leo Tolstoy sang filsuf dan sastrawan dari Rusia





Image by: Gusti



Leo Tolstoy (1826-1910) Sang Tokoh Perdamaian.
Kronologi ide

Awalnya penulis menemukan tokoh ini dari ide seorang mahasiswa yang sedang melanjutkan kuliah S2-nya di jurusan sastra Universitas Indonesia Jakarta. Ia berdiskusi dan shering pengetahuan dengan penulis ketika membahas tentang seorang tokoh perdamaian dunia yang namanya sangat kesohor dari India, Mahatma Gandhi.
Setelah membahas banyak tokoh tersebut, ia memperkenalkan penulis dengan tokoh yang bernama Leo Tolstoy, seorang filsuf dan sastrawan dari Rusia. Menurutnya, Mahatma Gandhi yang namanya dikenal seluruh dunia dan yang puji di India terinspirasi dari seorang tokoh Rusia tersebut.
Kesempatan kali ini, penulis tidak akan membahas para tokoh terkenal pelopor perdamaian dunia seperti Nelson Mandela, ibu Theressa, Mahatma Gandhi, dan tokoh terkenal lainnya yang telah banyak kita ketahui. Tulisan ini akan sedikit membahas tentang kronologi hidup Leo Tolstoy yang sedikit orang tahu tentangnya.
Dari tulisan ini kita bisa mengambil pelajaran. bahwa kita tidak hanya dapat mengambil pelajaran dari perjuangan para tokoh perdamaian dunia, namun kita juga dapat mengambil pelajaran dari orang-orang yang ada dibalik para tokoh perdamaian itu. Orang yang menjadi inspirator.

Perkenalan

Leo Tolstoy (1826-1910) lahir di Yasnaya, kota Tula, Rusia. Nama lengkapnya Lyev Nikolayevich Tolstoy. Ia berasal dari keluarga kaya. Ketika berumur 9 tahun, kedua orang tuanya meninggal dunia lalu dia diasuh dan dibesarkan oleh bibinya. Walaupun berasal dari keluarga ningrat, ia tidak sombong dan angkuh. ia dikenal sebagai seorang filsuf moral dan reformator sosial yang dimana pada saat itu terjadi tekanan revolusi sosial. Orang kaya dari kelompok kaum berjouis/ningrat hidup dalam kemewahan dan keegoisannya. Sementara kaum buruh, petani dan lainnya semakin melarat dalam kesengsaraan.
Tolstoy memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, dan hal itu dibuktikan dengan rela hidup ditengah kaum petani yang melarat. Bahkan ia pernah membebaskan budak ketika system perbudakan masih berlaku di Rusia.
Pada tahun 1862 di awal penikahannya, ia menulis novel The Cossacks dan War and Peace (1862-1869) yang menjadi maha karyanya. Sebuah novel sejarah (tebal lebih dari 1500 halaman dan memuat 580 karakter nyata dan fiksi) yang menggambarkan kejadian pada masa pemerintahan Napoleon Bonaparte dan Kekaisaran Rusia. Dan masih banyak karya-karyanya yang menggambarkan kehidupan masa itu.
pada usia 50 tahun, Tolstoy yang sejak muda banyak digumul tentang pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan masyarakat di sekitarnya, akhirnya ia menemukan jawaban dalam ajaran Kristen. Dalam dogma Kristen ia melihat ajaran kasih yang kemudia ia pegang taguh setelah melihat dan merasakan sendiri kekejaman perang. Tolstoy memiliki pandangan sendiri yang berbeda dengan lainnya saat itu, mengenai kekristenan. Ia percaya jika orang Kristen harus bisa melihat ke dalam hati dan dirinya sendiri untuk menemukan kebahagiaan, tidak hanya bergantung pada gereja atau penguasa (pandangan “kerajaan Allah ada di dalammu”).
Di masa tuanya, tepat di usia 83 tahun (1910) ia terpaksa pergi dari tempat tinggalnya. Hal itu disebabkan karena ketidak harmonisan dalam rumah tangganya (istri dan 12 anaknya, kecuali si bungsu Alexandra) yang tidak sepaham tentang pola hidup yang ia anut, yakni tidak memprioritaskan materi. Ia pergi dari rumahnya dengan naik kereta, namun tanpa tujuan yang jelas. Saat di perjalanan tepatnya di stasiun Astapovo, ia meninggal dunia karena kedinginan.
Kematian Tolstoy membuat duka banyak para petani kala itu. Pada waktu pemakamannya, ribuan petani memadati jalan berbondong mengantarnya ke petilasan. Dari  saat kematiannya, pengikut Tolstoy terus berkembang di Rusia kala itu bahkan sampai ke luar negeri. Kota kelahirannya sampai saat ini banyak di ziarahi. Pemikiran serta ide-idenya memiliki pengaruh besar, bahkan pemerintah komunis pada zaman Uni Soviet tetap membiarkan aktivitas pengikutnya, walaupun masa itu gereja Rusia tetap memusuhinya.
Pemikiran Tolstoy tentang perjungan anti kekerasan, melawan penindasan benyak mempengaruhi tokoh-tokoh yang menjadi pelopor perdamaian dunia seperti Mahatma Ghandi (yang memang memiliki hubungan guru dan murid dengannya) dan sang reformer protestan Martin Luther King serta tokoh berpengaruh lainnya.
"Muhammad has always been standing higher than the Cristianity. He does not consider God as a human being and never makes himself equal to God. Muslims worship nothing except God and Muhammad is his messenger. There is not any mystery and secret in it" (Leo Tolstoy).
Tak disangka bahwa ia mengakui kebenaran muhammad sebagai Nabi dan memujinya beliau dengan kalimat yang dikutip oleh pernulis di atas.

Penutup

Dari tulisan di atas yang sedikit menceritakan kiprah Leo Tolstoy terhadap kondisi masyarakat yang mendapat berbagai tekanan dan problem saat itu, dapat kita simpulkan bahwa kiprah perjuangan Tolstoy dalam meresolusi konflik dengan lewat tulisan-tulisan yang berbentuk novel khususnya mahakarya War dan Peace. Sehingga masyarakat saat itu dan setelahnya terinisiasi untuk menolak perang dan menghendaki kedamaian. Tak hanya itu, karyanya pun menjadi inspirator bagi para tokoh pelopor perdamaian dunia.
Tak hanya dapat kita simpulkan, kita juga dapat mengambil pelajaran dari kiprah sang tokoh legendaries ini bahwa, jika kita seorang diri tak mampu menjadi pelopor perdamaian seperti Nelson Mandela, Mahatma Gandhi dan tokoh lainnya. Maka kita harus mampu menggerakkan masyarakat untuk mencintai kedamaian lewat tulisan kita. Seperti yang dilakukan Tolstoy.
Sekian dari penulis, mohon maaf jika banyak terdapat kesalahan baik dari segi isi dan sumber data maupun dari segi penulisan.

Comments