Perbandingan tiga peradaban besar sebelum islam

image by: Gusti



Perbandingan tiga peradaban besar sebelum islam

oleh: M. Eka Gusti Agung P.

    Kini kita akan membahas tentang peradaban. Berbincang tentang peradaban, tentu sebagian telah banyak yang mengetahui apa itu peradaban, sejarah peradaban, serta hubungan peradaban yang saling mempengaruhi. Namun Penulis tidak akan membahas tentang hal itu, karena sebelumnya kita telah mempelajari dan mengetahui pembahasan itu mulai dari kita berada di bangku sekolah dasar hingga sampai saat ini.
    Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas sekaligus membagi hasil bacaannya tentang peradaban, akan tetapi pembahasannya sangat berbeda dengan apa yang kita dapat di sekolah dasar sampai menengah dan sekalipun di bangku kuliah.
    Mungkin kita telah mengetahui tentang tiga peradaban besar yang banyak mempengaruhi peradaban-peradaban di dunia ini. Satu peradaban besar dari barat yakni Eropa dan dua peradaban besar dari asia, yakni peradaban India/Hindu dan Cina.
    Kita akan membandingkan tiga peradaban besar itu dari konteks ajaran filosofisnya sehingga kita dapat menentukan ciri khas dari filosofis peradaban tersebut.

1. Orang Eropa setuju untuk menggalakkan keinginan, orang hindu menekan keinginan, orang cina coba setuju untuk menerima keinginan.
     a. Mengapa keinginan digalakkan dalam kebudayaann Eropa? Menurut mereka keinginan adalah sumber kepuasan, tanpa keinginan tidak akan ada kepuasan. Kepuasan adalah baik, maka keinginan adalah baik. kehendakilah apa yang tidak anda miliki, tertariklah pada sesuatu, "manusia tidak akan mempunyai sesuatu apa pun kecuali ia mau mengusahakannya".
Bagi mereka, periklanan adalah baik. Mengapa? Karena periklanan merangsang keinginan. Tak heran dewasa ini, banyak iklan dari produk- produk barat.
     b. Mengapa orang hindu menindas atau menekan keinginan? Menurut nya keinginan adalah sumber frustasi atau kegalauan. Frustasi merupakan sesuatu yang buruk, maka keinginan adalah buruk. oleh karena itu,  berusaha lah membuang keinginan. Ajaran filosofis ini jelas seperti apa yang diajarkan oleh Hindu ortodoks dan budhisme yang mengajarkan untuk menjauhkan diri dari sumber-sumber keinginan dengan mengasingkan diri dari keramaian, meneyepi di goa dan hutan, mengosongkan kesadaran diri sendiri subjek yang berkeinginan. Tentu saja bagi mereka, periklanan adalah jahat dan merupakan sesuatu yang buruk.
     c. Mengapa keinginan diterima dalam kebudayaann Cina? Menurutnya, apa yang alami adalah baik. Keinginan, kepuasan juga kekecewaan  merupakan sesuatu yang alami. "Jangan merangsang keinginan yang tidak anda miliki dan jangan pula menindas keinginan yang anda miliki. Ambisi jangan anda anjurkan dan jangan pula anda musuhi". Bagi mereka periklanan tidak perlu.

2. Orang Eropa mengajarkan sikap aktif, orang Hindu menganjurkan sikap pasif. Orang Cina menerima keduanya, masing-masing menurut gilirannya.
     a. Mengapa sikap aktif dianjuran oleh orang-orang Eropa? Menurut mereka menghendaki atau menginginkan adalah bertindak yang berarti mempengaruhi atau memberi sebab/akibatnya dan menunjukkan bahwa ia hidup. Tidak memiliki kehendak, hasrat atau tidak aktif berarti mati karena menghendaki adalah bertindak sebagai pelakunya. Berinisiatif lah, berprakarsalah, bersifat inventiflah, jadilah pencipta karena berbuat lebih penting dari pada berada.
      b. Mengapa orang India/Hindu menganjurkan sikap pasif? Menurut mereka realita mutakhir adalah ketenangan murni. Berada lebih penting dari pada berbuat karena berada tak berwaktu, sedangkan berbuat ada dalam waktu yang bersifat sementara, selalu berubah, dan ilusi. "Tindakan yang ada dalam ketiadaan tindakan membawa orang lebih dekat dengan tujuan".
     c. Mengapa orang-orang Cina menerima keduanya sesuai gilirannya? Menurut mereka berada dan berbuat sama penting dan baiknya. Lao-Tzu berkata, "cara berbuat adalah berada". Maksudnya dari perkataannya oalah setiap orang harus menjadi dirinya sendiri, bertindak sesuai dengan kodratnya. Masing-masing menurut gilirannya berarti seseorang tidak boleh terlalu bersifat aktif sehingga ia mencampuri urusan orang lain, dan tidak boleh terlalu bersifat pasif sehingga tidak ada yang dilakukannya, semisal tidur terus.

3. Orang Eropa menjunjung tinggi keadaan progres atau maju, orang Hindu menjunjung tinggi keadaan abadi, orang Cina menjunjung tinggi keadaan terarah pada masa sekarang.
     a.mengapa orang Eropa menjunjung tinggi kemajuan? Menurut mereka, apa yang tidak dimiliki hanya dapat dipenuhi dalam waktu yang akan datang, maka siapa pun yang menghendaki atau menginginkan terarah dan ada di waktu yang akan datang. Mengapa? Sebab kepuasan dan pemenuhan yang tidak ada di waktu sekarang hanya dapat dicapai pada waktu yang akan datang. Oleh karena itu, kita selalu berharap bahwa apa yang akan datang akan lebih baik dari pada sekarang.
    b. Mengapa orang India/Hindu menjunjung tinggi keabadian? Filosofi ajaran Hindu mengakui empat nilai yang menurut mereka normal dalam hidup, yaitu kama keinginan, artha harta, dharma tugas kewajiban, moksha pembebasan. Namun dari keempat nilai tersebut, nilai tertinggi menurut mereka adalah pembebasan dari waktu yang bersifat ilusi, dari putaran-putaran reingkarnasi kehidupan yang diisi dan diresapi oleh kesenangan dan kegelisahan. Yang abadi hanya dapat dipahami melalui intuisi. Waktu bersifat tak nyata dan tidak penting, maka dari itu tidak alasan untuk terburu-buru.
     c. Mengapa orang Cina menjunjung tinggi keterarahan di waktu sekarang? Menurut mereka, waktu sekarang adalah penting. Kebahagian ada dalam waktu sekarang, bahkan mereka yang percaya bahwa kebahagian terletak di waktu yang akan datang harus menikmati kebahagiaan itu di waktu sekarang. Nikmati lah waktu sekarang, tidak alasan untuk terburu-buru.

4. Orang eropa cenderung menghendaki perubahan sesuatu. Orang India/Hindu cenderung memandang perubahan sebagai ilusi. Orang Cina melihat perubahan sebagai sesuatu yang niscaya dan wajar.
     a. Mengapa orang Eropa menghendaki perubahan? Jika kita mengharapkan waktu yang akan datang lebih baik dari pada waktu sekarang, maka suatu perubahan harus terjadi antara waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Tidak akan ada kemajuan tanpa perubahan, maka berusahalah mengadakan perubahan.
     b. Mengapa orang India berpandangan bahwa perubahan itu ilusi? Mereka percaya bahwa realaitas mutakhir (tertinggi) itu kekal dan tidak dapat berubah. Ketika seseorang percaya bahwa sesuatu dapat dibuat menjadi lebih baik, maka hal itu salah karena ia telah menganggap bahwa ilusi sebagai sesuatu yang riil (nyata). Satu-satunya perubahan yang mendatang kan kebaikan adalah berubah untuk terlepas dari ilusi.
    c. Mengapa orang Cina menerima perubahan sebagai sesuatu yang wajar dan alami? Sebab demikian itulah yang kita rasakan dan yang kita lihat. Siang berganti malam, mala berganti siang. Orang lapar makan kemudian ia kenyang, lalu lapar lagi, makan lagi kenyang lagi dan seterusnya. Yang wajar/alami adalah baik, dan perubahannya pun baik pula. Sesuatu yang tidak baik adalah mencampuri dan merusak cara-cara atau hukum alam.

5. Orang Eropa menjunjung tinggi produksi barang. Orang India menjunjung tinggi sikap lepas bebas. Orang Cina menjunjung tinggi sikap menikmati hidup.
   a. Mengapa menjunjung tinggi produksi barang? Jika keinginan harus dipuaskan dalam waktu yang akan datang, kita harus memperhatikan sarana yang diperlukan mendatangkan kepuasan. Lalu manakah yang terpenting, sarana atau tujuan? Jika tujuan terletak pada waktu yang akan datang dan sarana diperlukan untuk mencapai tujuan, maka sarana menjadi sesuatu yang terpenting pada waktu sekarang untuk mencapai tujuan di waktu yang akan datang.
   b. Mengapa orang India menjunjung tinggi sikap lepas bebas? Setiap barang atau nilai yang khusus adalah bersifat sementara atau ilusi. Kelekatan pada sarana, bahkan sarana untuk mencapai tujuan.
   c. Mengapa orang Cina menjunjung tinggi sikap menikmati hidup? Orang-orang yang keliru karena lebih menyukai sarana dari pada tujuan dengan membaktikan waktu sekarang ini guna menghasilkan sarana yang berguna untuk mendatangkan tujuan pada waktu yang akan datang.

    Orang Eropa menggambarkan cita-cita hasrat keinginan sebagai Allah. Orang Hindu membayangkan cita-cita tanpa keinginan sebagai Nirguna Brahman. Orang Cina menganga kan cita-cita kesesuaian sebagai Tao. Dan yang terakhir, orang Eropa cenderung menjunjung tinggi akal budi, orang India cenderung untuk menjunjung tinggi intuisi, orang Cina cenderung untuk menerima pemahaman.

(Pemahaman penulis dari membaca buku "filsafat perbandingan" karya "Archie J. Bahm")

Comments